**PANGANDARAN** – infoaktual – Desa Selasari di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, kembali menorehkan prestasi membanggakan di dunia pariwisata. Pada 22–23 September 2025, desa wisata ini menjadi tujuan kunjungan tim juri *Wonderful Indonesia Award* (WIA) 2025 setelah berhasil menembus 30 besar nasional.
Ajang bergengsi yang digelar Kemenparekraf ini mempertandingkan empat kategori utama: Desa Wisata, Pokdarwis, Daya Tarik Wisata Swasta, dan Kebersihan Toilet. Dari ratusan kandidat yang mewakili 38 provinsi, hanya tersisa 30 peserta yang berhak menjalani penilaian lapangan.
“Dewan juri berjumlah 11 orang sudah melakukan *desk assessment* terhadap nominasi dari seluruh provinsi. Kunjungan ke lapangan ini untuk memastikan bahwa standar penyelenggaraan pariwisata benar-benar dijalankan secara berkelanjutan,” jelas I Ketut Suabawa, salah satu anggota tim juri dari Bali.
Disambut Hangat Pemkab Pangandaran
Kehadiran tim juri disambut antusias oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Nana Sukarna, menegaskan dukungan penuh terhadap Desa Selasari sebagai duta Jawa Barat.
“Kami terus bersinergi dengan berbagai pihak agar Pangandaran mampu menorehkan prestasi nasional, bahkan internasional,” katanya.
Jejak Prestasi Selasari
Bukan kali pertama Selasari mendapat sorotan. Pada 2021, desa ini masuk peringkat empat *Anugerah Desa Wisata Indonesia* (ADWI) sekaligus meraih predikat Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenparekraf. Konsistensi inilah yang membuat juri menilai Selasari memiliki potensi melangkah lebih jauh.
“Dengan sertifikasi lengkap dan rekam jejak prestasi nasional, Selasari punya peluang menembus level ASEAN hingga UN Tourism,” ujar Sugeng Handoko, salah satu juri sekaligus pengelola Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta.
Validasi di Lapangan
Dalam kunjungan, rombongan juri menyambangi berbagai titik unggulan: DTW Santirah, homestay, kuliner, UMKM, hingga program ketahanan pangan. Mereka juga meneliti aspek kelembagaan, mulai dari SK, Perdes, MOU, sertifikasi pemandu, SOP, kode etik wisata berbasis kearifan lokal, hingga mitigasi bencana yang terintegrasi dengan SDGs.
Ekonomi untuk Semua Dusun
Kepala Desa Selasari, Udin Tugaswara—akrab disapa Ugas—menegaskan bahwa konsep pemerataan menjadi roh dari pengelolaan desa wisata.
“Pendapatan yang dikelola BUMDes dibagi untuk semua dusun melalui aturan Perdes. Jadi manfaatnya dirasakan bersama,” ujar Ugas, sosok yang dulu dikenal sebagai pejuang penyelamatan hutan sebelum kembali dari perantauan di Ambon.
Dengan rekam jejak prestasi, pengelolaan profesional, dan semangat kebersamaan, Desa Selasari kini bukan hanya menjadi ikon Pangandaran, tapi juga harapan baru pariwisata berkelanjutan Indonesia.
Sysfarras
